Developed Economy (Perekonomian Maju) biasanya merupakan ciri negara maju dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan keamanan yang relatif tinggi. Kriteria standar untuk mengevaluasi tingkat pembangunan suatu negara adalah pendapatan per kapita atau produk domestik bruto per kapita, tingkat industrialisasi, standar hidup umum, dan jumlah infrastruktur teknologi.
Faktor nonekonomi, seperti indeks pembangunan manusia (HDI), yang mengukur tingkat pendidikan, melek huruf, dan kesehatan suatu negara menjadi satu angka, juga dapat digunakan untuk mengevaluasi perekonomian atau tingkat pembangunan.
Memahami Developed Economy
Metrik yang paling umum digunakan untuk menentukan apakah suatu Developed Economy atau berkembang adalah produk domestik bruto (PDB) per kapita, meskipun tidak ada tingkat pasti yang menentukan apakah suatu perekonomian dapat dianggap berkembang atau maju. Beberapa ekonom menganggap PDB per kapita sebesar $12.000 hingga $15.000 cukup untuk status negara maju, sementara ekonom lainnya tidak menganggap suatu negara maju kecuali PDB per kapitanya di atas $25.000 atau $30.000. PDB per kapita AS pada tahun 2019 adalah $65.111.
Untuk negara-negara yang sulit dikategorikan, para ekonom beralih ke faktor-faktor lain untuk menentukan status pembangunan. Pengukuran standar hidup, seperti angka kematian bayi dan angka harapan hidup, berguna meskipun tidak ada batasan yang ditetapkan untuk pengukuran tersebut. Namun, sebagian besar negara maju mengalami kurang dari 10 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, dan penduduknya rata-rata hidup hingga usia 75 tahun ke atas.
PDB per kapita yang tinggi saja tidak memberikan status ekonomi maju tanpa faktor-faktor lain. Misalnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa masih menganggap Qatar, dengan salah satu negara dengan PDB per kapita tertinggi di dunia pada tahun 2021 yaitu sekitar $62.000, merupakan negara berkembang karena negara ini memiliki kesenjangan pendapatan yang ekstrim, kurangnya infrastruktur, dan terbatasnya kesempatan pendidikan bagi masyarakat tidak mampu. warga. Contoh negara dengan Developed Economy antara lain Amerika Serikat, Kanada, dan sebagian besar Eropa Barat, termasuk Inggris dan Prancis.
The Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia)
The UN’s Human Development Index (HDI) / Indeks Pembangunan Manusia (IPM) PBB melihat tiga kriteria standar hidup—tingkat melek huruf, akses terhadap pendidikan, dan akses terhadap layanan kesehatan—dan mengkuantifikasi data ini ke dalam angka standar antara nol dan satu. Sebagian besar negara maju memiliki angka IPM di atas 0,8.
Perserikatan Bangsa-Bangsa, dalam pemeringkatan HDI tahunannya, melaporkan bahwa pada tahun 2020, Norwegia memiliki HDI tertinggi di dunia sebesar 0,957. Amerika Serikat berada di peringkat ke-17 dengan 0,926. 10 negara teratas dalam indeks HDI adalah Norwegia, Irlandia, Swiss, Hong Kong, Islandia, Jerman, Swedia, Australia, Belanda, dan Denmark. Niger memiliki skor indeks pembangunan manusia terendah yaitu 0,394 dari 189 negara.
Developing Economies (Perekonomian Berkembang)
Istilah-istilah seperti “negara-negara berkembang”, “negara-negara kurang berkembang”, dan “negara-negara berkembang” biasanya digunakan untuk merujuk pada negara-negara yang tidak menikmati tingkat keamanan ekonomi, industrialisasi, dan pertumbuhan yang sama dengan negara-negara maju. Istilah “negara dunia ketiga” untuk menggambarkan suatu negara saat ini dianggap kuno dan menyinggung.
Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan mencatat bahwa negara-negara kurang berkembang di dunia “dianggap sangat dirugikan dalam proses pembangunan mereka—kebanyakan di antaranya karena alasan geografis—dan (menghadapi) risiko gagal keluar dari kemiskinan dibandingkan negara-negara lain. .”
Para pendukung globalisasi sering mengklaim bahwa globalisasi membantu mengangkat negara-negara berkembang keluar dari kemiskinan dan menuju jalur peningkatan standar hidup, upah yang lebih tinggi, dan penggunaan teknologi modern. Manfaat-manfaat ini terutama terlihat di kawasan Asia-Pasifik. Meskipun globalisasi belum mengakar di semua negara berkembang, globalisasi telah terbukti memperbaiki perekonomian negara-negara yang sudah ada. Meskipun demikian, globalisasi juga mempunyai kelemahan yang perlu dikaji ketika investasi asing mengalir ke negara-negara berkembang.