Development Economics / Ekonomi Pembangunan adalah cabang ilmu ekonomi yang berfokus pada perbaikan kondisi fiskal, ekonomi, dan sosial di negara-negara berkembang. Development Economics mempertimbangkan faktor-faktor seperti kesehatan, pendidikan, kondisi kerja, kebijakan domestik dan internasional, dan kondisi pasar dengan fokus pada perbaikan kondisi di negara-negara termiskin di dunia. Bidang ini juga mengkaji faktor makroekonomi dan mikroekonomi yang berkaitan dengan struktur negara berkembang dan pertumbuhan ekonomi domestik dan internasional.
Memahami Development Economics
Ilmu Development Economics mempelajari transformasi negara-negara berkembang menjadi negara-negara yang lebih sejahtera. Strategi untuk mentransformasi perekonomian negara berkembang cenderung unik karena latar belakang sosial dan politik suatu negara dapat sangat bervariasi. Tidak hanya itu, kerangka budaya dan ekonomi setiap negara juga berbeda, seperti undang-undang hak-hak perempuan dan pekerja anak. Mahasiswa ilmu ekonomi, dan ekonom profesional, menciptakan teori dan metode yang memandu para praktisi dalam menentukan praktik dan kebijakan yang dapat digunakan dan diterapkan di tingkat kebijakan domestik dan internasional. Beberapa aspek Development Economics termasuk menentukan sejauh mana pertumbuhan penduduk yang cepat membantu atau menghambat pembangunan, transformasi struktural perekonomian, dan peran pendidikan dan layanan kesehatan dalam pembangunan. Hal ini juga mencakup perdagangan internasional, globalisasi, pembangunan berkelanjutan, dampak epidemi, seperti HIV, dan dampak bencana terhadap pembangunan ekonomi dan manusia.
Ekonom pembangunan terkemuka termasuk Jeffrey Sachs, Hernando de Soto Polar, dan Peraih Nobel Simon Kuznets, Amartya Sen, dan Joseph Stiglitz.
Jenis Development Economics
Merkantilisme
Merkantilisme dianggap sebagai salah satu bentuk Development Economics paling awal yang menciptakan praktik untuk mendorong keberhasilan suatu bangsa. Ini adalah teori ekonomi dominan yang dipraktikkan di Eropa dari abad ke-16 hingga ke-18. Teori ini mendorong peningkatan kekuasaan negara dengan menurunkan paparan terhadap kekuatan nasional saingan. Seperti absolutisme politik dan monarki absolut, merkantilisme mendorong peraturan pemerintah dengan melarang koloni bertransaksi dengan negara lain.
Merkantilisme memonopoli pasar dengan pelabuhan-pelabuhan pokok dan melarang ekspor emas dan perak. Masyarakat percaya bahwa semakin tinggi pasokan emas dan perak, maka semakin kaya pula negara tersebut. Secara umum, negara ini mengupayakan surplus perdagangan (ekspor lebih besar dibandingkan impor), tidak memperbolehkan penggunaan kapal asing untuk perdagangan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya dalam negeri.
Nasionalisme Ekonomi
Nasionalisme ekonomi mencerminkan kebijakan yang berfokus pada pengendalian domestik atas pembentukan modal, perekonomian, dan tenaga kerja, dengan menggunakan tarif atau hambatan lainnya. Ini membatasi pergerakan modal, barang, dan tenaga kerja. Kaum nasionalis ekonomi umumnya tidak setuju dengan manfaat globalisasi dan perdagangan bebas yang tidak terbatas. Mereka fokus pada kebijakan yang bersifat isolasionis agar industri di suatu negara mampu tumbuh tanpa ancaman persaingan dari perusahaan-perusahaan mapan di negara lain.
Perekonomian Amerika Serikat awal adalah contoh utama nasionalisme ekonomi. Sebagai negara baru, mereka berusaha mengembangkan diri tanpa terlalu bergantung pada pengaruh luar. Negara ini menerapkan langkah-langkah seperti tarif yang tinggi, sehingga industri mereka akan tumbuh tanpa hambatan.
Tahapan Model Pertumbuhan Linier
Model pertumbuhan tahap linier digunakan untuk merevitalisasi perekonomian Eropa setelah Perang Dunia II. Model ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya dapat berasal dari industrialisasi. Model ini juga sepakat bahwa institusi lokal dan sikap sosial dapat menghambat pertumbuhan jika faktor-faktor ini mempengaruhi tingkat tabungan dan investasi masyarakat. Tahapan linier model pertumbuhan menggambarkan penambahan modal yang dirancang secara tepat dan dipadukan dengan intervensi publik. Suntikan modal dan pembatasan dari sektor publik mengarah pada pembangunan ekonomi dan industrialisasi.
Teori Perubahan Struktural
Teori perubahan struktural berfokus pada perubahan struktur ekonomi suatu negara secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengubah masyarakat dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Misalnya, Rusia sebelum revolusi komunis adalah masyarakat agraris. Ketika komunis menggulingkan keluarga kerajaan dan mengambil alih kekuasaan, mereka dengan cepat melakukan industrialisasi sehingga negara tersebut akhirnya menjadi negara adidaya.
Kesimpulan
Development Economics mengkaji hal-hal seperti struktur perekonomian domestik dan internasional untuk memperbaiki kondisi di negara-negara berkembang. Ada banyak teori Development Economics. Meskipun merkantilisme, nasionalisme, tahapan pertumbuhan linier, dan teori perubahan struktural adalah empat teori yang paling umum, bidang studi ini terus berkembang dan berubah.