Fraud

Fraud / penipuan adalah tindakan Fraud yang disengaja yang dirancang untuk memberi penghargaan kepada pelaku atau untuk menolak hak-hak korban. Beberapa jenis Fraud yang paling umum melibatkan industri asuransi, pasar saham, dan pasar hipotek, tetapi targetnya biasanya mencakup individu maupun bisnis.

Memahami Fraud

Setiap Fraud melibatkan pemalsuan, baik dengan menyembunyikan informasi penting, berbohong, atau memalsukan dokumen. Sering kali, pelaku Fraud mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh korban yang dituju. Pada dasarnya, individu atau perusahaan yang melakukan Fraud memanfaatkan asimetri informasi. Korban tidak dapat atau tidak mencoba memverifikasi informasi palsu tersebut. Meskipun undang-undang negara bagian dan federal mengkriminalisasi Fraud, kejahatan ini tidak selalu berujung pada persidangan pidana. Jaksa pemerintah memiliki kewenangan yang cukup besar dalam menentukan apakah suatu kasus harus diadili dan dapat mengupayakan penyelesaian yang lebih cepat dan lebih murah. Jika kasus Fraud diadili, pelaku dapat dihukum dan dijebloskan ke penjara.

Akibat Hukum Fraud

Jika tidak ada proses pidana, korban Fraud dapat mengajukan kasus perdata. Hal ini dapat mengakibatkan uang dikembalikan atau hak-hak dipulihkan. Untuk membuktikan bahwa Fraud telah terjadi, pelaku harus melakukan tindakan tertentu. Pelaku harus memberikan pernyataan palsu sebagai fakta material. Pelaku harus tahu bahwa pernyataan itu tidak benar. Pelaku harus bermaksud menipu korban. Korban harus menunjukkan bahwa mereka mengandalkan pernyataan palsu tersebut. Terakhir, korban harus menderita kerugian sebagai akibat dari tindakan berdasarkan pernyataan palsu yang disengaja.

Jenis-jenis Financial Fraud

Financial Fraud hadir dalam berbagai bentuk, dengan yang paling umum termasuk Fraud hipotek, Fraud asuransi, dan Fraud sekuritas. Skema Fraud hipotek umum termasuk pencurian identitas dan pemalsuan pendapatan atau aset oleh pemohon hipotek. Orang dalam industri dapat menipu sistem melalui Fraud penilaian atau yang disebut pinjaman udara, yang merupakan aplikasi untuk hipotek pada properti yang tidak ada. Fraud umum termasuk pembalikan properti, Fraud hunian, dan penggunaan pembeli palsu.

Insurance Fraud

Klaim asuransi yang relatif kecil mungkin mendapatkan tinjauan yang lebih sepintas daripada klaim yang besar. Dalam kasus lain, menyelidiki klaim kerugian mungkin hampir mustahil. Penyelidik klaim tidak dapat dengan mudah membuktikan atau membantah dugaan kehilangan satu perhiasan yang diasuransikan. Mengetahui hal ini, beberapa orang mengajukan klaim atas kerugian yang tidak terjadi. Dalam kasus ini, Fraud asuransi telah dilakukan.

Securities Fraud

Biro Investigasi Federal (FBI) menggambarkan Fraud sekuritas sebagai aktivitas kriminal yang dapat mencakup Fraud investasi hasil tinggi, skema Ponzi, skema piramida, skema biaya di muka, Fraud mata uang asing, penggelapan pialang, pump-and-dumps, Fraud terkait dana lindung nilai, dan perdagangan larut malam. Dalam banyak kasus ini, penipu berusaha menipu investor melalui misrepresentasi. Kejahatan ini ditandai dengan memberikan informasi palsu atau menyesatkan, menyembunyikan informasi penting, sengaja menawarkan nasihat yang buruk, dan menawarkan atau bertindak berdasarkan informasi orang dalam.

Menuntut Financial Fraud

Fraud/ penipuan dapat berdampak buruk pada investor. Pada tahun 2001, Fraud perusahaan besar-besaran terungkap di Enron, perusahaan energi yang berbasis di AS. Para eksekutif menggunakan berbagai teknik untuk menyamarkan kesehatan keuangan perusahaan, termasuk mengaburkan pendapatan dan salah menyajikan laba. Setelah Fraud itu terbongkar, para pemegang saham melihat harga saham anjlok dari sekitar $90 menjadi kurang dari $1. Ekuitas karyawan perusahaan dihapuskan dan mereka kehilangan pekerjaan setelah Enron dinyatakan bangkrut. CEO dan CFO perusahaan itu masuk penjara sementara pendirinya, Kenneth Lay, meninggal karena serangan jantung sesaat sebelum ia dijatuhi hukuman. Skandal Enron merupakan pendorong utama di balik peraturan yang terdapat dalam Undang-Undang Sarbanes-Oxley yang disahkan pada tahun 2002.

Kesimpulan

Para penipu biasanya menargetkan bisnis seperti perusahaan asuransi dan bank, tetapi mereka sering kali perlu melibatkan individu yang tidak bersalah untuk melakukannya. Pencurian identitas melibatkan penggunaan informasi pribadi orang lain untuk mencuri barang-barang berharga. Fraud sekuritas berarti menipu investor individu agar membeli saham berdasarkan informasi palsu. Banyak sumber daya pemerintah dan perusahaan yang dikhususkan untuk memerangi Fraud, tetapi konsumen individu perlu waspada agar tidak menjadi korban.

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terbaru