Hardening

Apa itu Hardening?

Hardening mengacu pada kondisi perdagangan dimana harga sekuritas meningkat dan volatilitas menurun di pasar keuangan tertentu. Meskipun penilaian bahwa pasar sedang mengalami hardening dapat diterapkan dalam beberapa konteks, istilah ini paling umum digunakan saat merujuk pada pasar komoditas berjangka.

Istilah hardening juga dapat digunakan dalam industri asuransi dan perbankan untuk merujuk pada periode standar penjaminan emisi atau pinjaman yang lebih ketat.

Cara Kerja Hardening 

Dalam perdagangan komoditas, pasar dikatakan “hardening” jika harganya terus meningkat pada saat volatilitas relatif rendah. Bagi banyak pedagang, pasar yang sedang hardening menghadirkan kondisi ideal untuk perdagangan karena sifat pasar yang tampaknya tenang dan dapat diprediksi pada saat-saat seperti itu.

Tentu saja, bagi para pedagang yang ingin berspekulasi pada pergerakan besar harga komoditas, pasar yang hardening mungkin merupakan tanda negatif, karena penurunan volatilitas yang diakibatkannya dapat membuat pergerakan besar tersebut tidak mungkin terwujud. Hal ini dapat sangat merugikan bagi pemilik kontrak opsi yang ditetapkan terhadap komoditas tersebut, yang nilainya umumnya turun ketika volatilitas aset dasar mereka menurun.

Bagaimana Spekulan Mempengaruhi Volatilitas 

Kepercayaan yang umum dianut adalah bahwa munculnya spekulan di pasar komoditas berjangka telah menyebabkan peningkatan volatilitas harga pada kontrak berjangka. Sebaliknya, beberapa peneliti telah menyimpulkan bahwa masuknya pedagang berjangka, dan likuiditas yang mereka bawa ke pasar, memiliki efek hardening atau memperkuat harga berjangka.

Para peneliti ini berpendapat bahwa pasar berjangka dianggap fluktuatif bukan karena fluktuasi harga, tetapi karena banyaknya leverage yang tersedia bagi para pedagang berjangka. Sebagai contoh, persyaratan margin ekuitas umumnya sekitar 50%, sedangkan margin serendah 5% hingga 10% umum untuk kontrak berjangka. Dalam keadaan ini, fluktuasi harga yang kecil sekalipun dapat berdampak luar biasa pada pemilik posisi berjangka dengan leverage tinggi.

Pertimbangan Khusus 

Bila diterapkan dalam industri asuransi dan perbankan, istilah hardening memiliki makna yang berbeda. Dalam industri ini, hardening umumnya digunakan untuk merujuk pada periode standar penjaminan emisi atau pinjaman yang lebih ketat. Periode ini sering kali muncul setelah guncangan keuangan seperti krisis kredit yang terjadi selama krisis keuangan 2007-2008.

Praktik penjaminan emisi atau pinjaman yang lebih ketat terkadang diterapkan sebagai respons terhadap keputusan berisiko oleh lembaga keuangan yang terlibat, seperti kontrak derivatif optimis dan perjanjian pinjaman subprime yang disepakati oleh bank-bank Amerika dan perusahaan asuransi sebelum krisis keuangan 2007-2008. Setelah krisis keuangan ini, perusahaan keuangan lebih bersemangat untuk mengatur ulang standar pinjaman dan penjaminan emisi mereka pada landasan yang lebih konservatif.

Meskipun pembalikan sentimen di antara lembaga keuangan ini–dari yang berisiko menjadi lebih konservatif–dapat membantu mengurangi kejadian polis asuransi yang tidak sesuai dan pinjaman yang terlalu berisiko, hal itu juga dapat mempersulit rekanan yang memiliki kredibilitas baik untuk mendapatkan kredit atau asuransi. Dalam periode “hardening” fiskal ini, konsumen dan pelaku pasar sama-sama sering mengeluh bahwa kriteria persetujuan menjadi sangat memberatkan.

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

Baca Juga