Ideation mengacu pada proses pengembangan dan penyampaian ide preskriptif kepada orang lain, biasanya dalam lingkungan bisnis. Proses ini menggambarkan urutan pemikiran, dari konsep awal hingga implementasi. Ideation dapat muncul dari pengetahuan masa lalu atau masa kini, pengaruh eksternal, opini, keyakinan, atau prinsip. Ideation dapat diekspresikan dalam bentuk grafis, tertulis, atau verbal.
Cara Kerja Ideation
Sederhananya, Ideation adalah tindakan literal untuk membentuk ide, dari konsepsi hingga aplikasi dan implementasi di dunia nyata. Ide dan tindakan memunculkan ide dapat datang dari siapa saja yang secara tidak langsung atau tidak terkait dengan bisnis atau organisasi, termasuk karyawan tingkat rendah, manajer, pelanggan, mitra, dan pemangku kepentingan. Ideation aktual dapat merupakan hasil dari sesi curah pendapat, forum daring, seminar, latihan membangun tim, survei, dan platform media sosial.
Ideation adalah komponen utama dari setiap bisnis yang sukses. Misalnya, pada awalnya, Google mendorong karyawan untuk menghabiskan sebanyak 20% dari jam kerja mereka untuk merenungkan ide-ide baru yang secara pribadi menarik minat mereka dan berpotensi memecahkan masalah nyata. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan, tampaknya hal ini tidak dimanfaatkan sebanyak sebelumnya. Fokus pada ide ini memungkinkan perusahaan menjadi inovatif atau tetap kompetitif dengan meningkatkan kemungkinan peluncuran produk baru, peningkatan akuisisi pelanggan, dan kinerja keuangan yang unggul.
Intinya adalah jika karyawan menghabiskan 100% waktu mereka untuk fokus pada persyaratan pekerjaan mereka, maka tidak ada waktu untuk memikirkan strategi atau produk baru yang dapat dikembangkan atau ditingkatkan.
Proses Ide
Meskipun proses ide tidak harus sesuai dengan satu model universal, ada pedoman umum yang dapat diikuti orang untuk membantu mereka memaksimalkan efektivitas ide dan solusi yang dihasilkannya.
Pertama dan terpenting, ide tidak selalu dimulai dengan pemikiran yang dihasilkan secara acak. Sebaliknya, ide direkayasa ulang agar sesuai dengan masalah yang muncul. Oleh karena itu, sangat penting untuk terlebih dahulu mendefinisikan masalah dengan jelas dan memahami faktor-faktor utama yang mendasarinya, seperti tren industri, lingkungan bisnis, kebutuhan pelanggan, kendala anggaran, dan penyebab lain di balik masalah yang membingungkan tersebut.
Setelah titik masalah utama diidentifikasi, serta akar penyebabnya, sesi curah pendapat, dan diskusi kolaboratif lainnya dapat dimulai dalam upaya untuk mengumpulkan ide-ide potensial dan menghasilkan solusi yang memungkinkan untuk masalah yang diajukan. Idealnya, kolaborasi ini harus memadukan proses berpikir otak kanan dan otak kiri, karena banyak masalah memerlukan pendekatan yang kreatif dan pragmatis untuk mengembangkan solusi yang layak.
Forum-forum ini harus mengundang dialog yang terbuka, tanpa batasan, dan tanpa hambatan, di mana para peserta merasa aman untuk menyampaikan ide-ide tanpa takut diejek. Semua ide, dari yang sangat akademis hingga yang sangat fantastis, harus diterima dengan antusias dan harus diperlakukan dengan keadilan dan keterbukaan yang sama.
Banyaknya ide yang dihasilkan selama tahap kolaborasi kemudian disederhanakan menjadi satu ide yang berlaku yang paling dapat mendorong tindakan kelompok di masa mendatang. Ide yang luar biasa ini diuji terhadap masalah dan disesuaikan sesuai kebutuhan. Kemudian tanpa lelah dikerjakan ulang, diuji ulang, dan disempurnakan hingga solusi potensial disempurnakan. Ide tersebut kemudian diimplementasikan di dunia nyata, dan jika dianggap berhasil, proses ide berakhir.
Gaya ide meliputi hal-hal berikut:
- Pemecahan masalah: Metode langsung ini adalah saat seseorang mengidentifikasi masalah yang kemudian dipecahkannya.
- Ide turunan: Ini melibatkan penyempurnaan ide yang sudah ada.
- Ide simbiosis: Ini adalah benturan beberapa ide yang tidak lengkap yang digabungkan untuk menciptakan ide holistik yang matang sepenuhnya.