Harga minyak mentah WTI bergerak stabil di sekitar level $68.3 per barel di tengah meningkatnya tensi konflik di wilayah Timur Tengah.
Memanasnya tensi konflik antara Israel dan Hizbullah di Lebanon sejauh ini telah meningkatkan kekhawatiran bahwa Iran, yang merupakan salah satu anggota utama OPEC, akan terlibat dalam konflik tersebut.
Di sisi lain, harga minyak dibebani oleh rencana OPEC untuk meningkatkan produksi minyaknya pada akhir tahun ini.
Libya juga dilaporkan akan kembali melanjutkan produksi minyaknya setelah sempat berhenti beroperasi sekitar satu bulan akibat adanya perselisihan politik.
Dari sisi permintaan, harga minyak dibebani oleh adanya kekhawatiran terhadap prospek permintaan minyak dari China, terlebih setelah data terbaru mengungkapkan bahwa sektor manufaktur di negara tersebut mengalami kontraksi lima bulan berturut-turut.
Meskipun demikian, para investor juga terus menilai dampak dari stimulus moneter China baru-baru ini, yang bertujuan untuk mendongkrak aktivitas ekonomi sekaligus permintaan.