Harga minyak mentah WTI turun ke sekitar level $74.4 per barel menyusul adanya kekhawatiran terhadap prospek ekonomi China, yang merupakan salah satu importir minyak mentah terbesar di dunia.
Menurut data yang dirilis pada akhir pekan lalu, tingkat deflasi di China kian memburuk, sedangkan konferensi pers yang dilakukan oleh pemerintah China gagal meredam kekhawatiran seputar perlambatan pertumbuhan ekonomi lantaran ukuran paket stimulus yang ditujukan untuk mendongkrak aktivitas perekonomian masih belum pasti.
Turut menekan harga minyak, pasokan minyak pada awal tahun 2025 diprediksi akan mengalami surplus akibat melemahnya permintaan dan tingginya pertumbuhan produksi minyak global.
Dari AS, data Baker Hughes mengungkapkan bahwa jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi mengalami kenaikan untuk pertama kalinya dalam kurun empat pekan terakhir.
Di sisi lain, kekhawatiran seputar eskalasi geopolitik di Timur Tengah belum mereda, di mana para investor khawatir bahwa Israel akan menyerang infstruktur energi Iran.
