BerandaIstilahInflation-Adjusted Return

Inflation-Adjusted Return

Apa itu Inflation-Adjusted Return?

Inflation-Adjusted Return adalah ukuran pengembalian yang memperhitungkan tingkat inflasi pada periode waktu tertentu. Tujuan dari metrik Inflation-Adjusted Return adalah untuk mengungkapkan pengembalian investasi setelah menghilangkan pengaruh inflasi.

Menghilangkan pengaruh inflasi dari pengembalian investasi memungkinkan investor untuk melihat potensi penghasilan sebenarnya dari sekuritas tanpa dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi eksternal. Inflation-Adjusted Return juga dikenal sebagai tingkat pengembalian riil atau tingkat pengembalian yang disesuaikan dengan inflasi.

Memahami Inflation-Adjusted Return

Inflation-Adjusted Return berguna untuk membandingkan investasi, terutama di antara berbagai negara. Hal ini karena tingkat inflasi setiap negara diperhitungkan dalam pengembalian tersebut. Dalam skenario ini, tanpa menyesuaikan inflasi lintas batas internasional, seorang investor mungkin mendapatkan hasil yang sangat berbeda saat menganalisis kinerja investasi. Inflation-Adjusted Return berfungsi sebagai ukuran realistis dari pengembalian investasi ketika dibandingkan dengan investasi lainnya.

Sebagai contoh, anggaplah investasi obligasi dilaporkan menghasilkan 2% pada tahun sebelumnya. Ini terlihat seperti keuntungan. Namun, misalkan inflasi tahun lalu adalah 2,5%. Pada dasarnya, ini berarti investasi tersebut tidak mampu mengimbangi inflasi, sehingga secara efektif kehilangan 0,5%.

Misalkan juga ada saham yang menghasilkan pengembalian 12% tahun lalu saat inflasi berada di angka 3%. Perkiraan kasar dari tingkat pengembalian riil adalah 9%, yaitu pengembalian yang dilaporkan sebesar 12% dikurangi jumlah inflasi (3%).

Menghitung Inflation-Adjusted Return

Menghitung Inflation-Adjusted Return memerlukan tiga langkah dasar. Pertama, pengembalian dari investasi harus dihitung. Kedua, inflasi untuk periode tersebut harus dihitung. Dan ketiga, jumlah inflasi harus secara geometris dikurangi dari pengembalian investasi. 

Contoh Inflation-Adjusted Return

Misalkan seorang investor membeli saham pada tanggal 1 Januari tahun tertentu seharga $75.000. Pada akhir tahun, tanggal 31 Desember, investor menjual saham tersebut seharga $90.000. Selama tahun tersebut, investor menerima dividen sebesar $2.500. Pada awal tahun, Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) berada di angka 700. Pada tanggal 31 Desember, CPI berada di level 721.

Langkah pertama adalah menghitung pengembalian investasi menggunakan rumus berikut:

  • Return = (Harga akhir – Harga awal + Dividen) / (Harga awal) = ($90,000 – $75,000 + $2,500) / $75,000 = 23,3 persen.

Langkah kedua adalah menghitung tingkat inflasi selama periode menggunakan rumus berikut: 

  • Inflasi = (Tingkat CPI Akhir – Tingkat CPI Awal) / Tingkat CPI Awal = (721 – 700) / 700 = 3 persen 

Langkah ketiga adalah menghitung kembali jumlah inflasi secara geometris menggunakan rumus berikut:  

  • Inflation-Adjusted Return = (1 + Pengembalian Saham) / (1 + Inflasi) – 1 = (1,233 / 1,03) – 1 = 19,7 persen 

Karena inflasi dan imbal hasil saling berkompundasi, penting untuk menggunakan rumus pada langkah ketiga. Seorang investor yang hanya mengambil perkiraan linier dengan mengurangkan 3% dari 23,3%, akan mendapatkan Inflation-Adjusted Return sebesar 20,3%, yang dalam contoh ini 0,6% terlalu tinggi. 

Nominal Return vs. Inflation-Adjusted Return

Menggunakan Inflation-Adjusted Return sering kali merupakan ide yang baik karena hal ini memberikan gambaran yang lebih nyata tentang kondisi sebenarnya. Fokus pada bagaimana kinerja investasi dalam jangka panjang sering kali memberikan gambaran yang lebih baik mengenai performanya di masa lalu (daripada melihatnya setiap hari, mingguan, atau bahkan bulanan). 

Namun, mungkin ada alasan yang baik mengapa hasil nominal bekerja dibandingkan dengan yang disesuaikan dengan inflasi. Hasil nominal dihasilkan sebelum pajak, biaya investasi, atau inflasi. Karena kita hidup di dunia “sekarang dan di sini”, harga dan hasil nominal ini adalah apa yang kita hadapi secara langsung untuk maju. Jadi, kebanyakan orang ingin mendapatkan gambaran tentang bagaimana harga tinggi dan rendah dari suatu investasi—terhadap prospek masa depannya—daripada kinerja masa lalunya. Singkatnya, bagaimana harga berperforma ketika disesuaikan dengan inflasi lima tahun lalu tidak akan terlalu berpengaruh ketika seorang investor membelinya besok. 

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

Baca Juga