BerandaIstilahLeveraged Loan

Leveraged Loan

Leveraged Loan adalah jenis pinjaman yang ditawarkan kepada perusahaan atau individu yang sudah memiliki utang yang cukup besar atau riwayat kredit yang buruk. Pemberi pinjaman menganggap Leveraged Loan memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi, sehingga Leveraged Loan lebih mahal bagi peminjam. Leveraged Loan untuk perusahaan atau individu yang memiliki utang cenderung memiliki suku bunga yang lebih tinggi daripada pinjaman pada umumnya. Suku bunga ini mencerminkan tingkat risiko yang lebih tinggi dalam pemberian pinjaman.

Memahami Leveraged Loan

Leveraged Loan disusun, diatur, dan dikelola oleh setidaknya satu bank komersial atau investasi. Lembaga-lembaga ini disebut arranger dan selanjutnya dapat menjual pinjaman tersebut, dalam proses yang dikenal sebagai sindikasi, kepada bank atau investor lain untuk menurunkan risiko bagi lembaga pemberi pinjaman. Tidak ada aturan atau kriteria yang ditetapkan untuk mendefinisikan Leveraged Loan. Beberapa pelaku pasar mendasarkannya pada spread. Misalnya, banyak pinjaman membayar suku bunga mengambang, seringkali berdasarkan Secured Overnight Financing Rate (SOFR), yang menggantikan London Interbank Offered Rate (LIBOR) pada Juni 2023, atau acuan lain, ditambah basis tetap atau margin ARM. Secara umum, penyesuaian selisih kredit menambahkan poin basis ke suku bunga pinjaman untuk mengkompensasi fakta bahwa SOFR telah diperdagangkan di bawah LIBOR.

Jika margin ARM di atas tingkat tertentu, pinjaman tersebut dianggap sebagai pinjaman dengan leverage. Yang lain mendasarkan klasifikasi pada peringkat kredit peminjam, dengan pinjaman yang diberi peringkat di bawah investment grade, yang dikategorikan sebagai Ba3, BB-, atau lebih rendah oleh lembaga pemeringkat Moody’s dan S&P Global Ratings. Biasanya, bank diperbolehkan mengubah persyaratan saat mensindikasikan pinjaman, yang disebut fleksibilitas harga. Margin ARM dapat dinaikkan jika permintaan pinjaman tidak mencukupi pada tingkat bunga awal, yang disebut fleksibilitas ke atas. Sebaliknya, spread atas SOFR dapat diturunkan, yang disebut reverse flex, jika permintaan pinjaman tinggi.

Bagaimana Bisnis Menggunakan Leveraged Loan?

Perusahaan biasanya menggunakan Leveraged Loan untuk membiayai merger dan akuisisi (M&A), merekapitalisasi neraca, membiayai kembali utang, atau untuk keperluan umum perusahaan.

M&A dapat berupa leveraged buyout (LBO). LBO terjadi ketika sebuah perusahaan atau perusahaan ekuitas swasta membeli entitas publik dan menjadikannya entitas privat. Biasanya, utang digunakan untuk membiayai sebagian dari harga pembelian. Rekapitalisasi neraca terjadi ketika perusahaan menggunakan pasar modal untuk mengubah komposisi struktur modalnya. Transaksi umum dalam proses ini adalah penerbitan utang untuk membeli kembali saham atau membayar dividen, yang merupakan imbalan tunai yang dibayarkan kepada pemegang saham.

Contoh Leveraged Loan

Lembaga pemeringkat kredit seperti Moody’s atau S&P Global Ratings biasanya mengidentifikasi pinjaman sebagai Leveraged Loan jika peringkatnya di bawah peringkat instrumen. Moody’s mendefinisikan utang dengan leverage sebagai utang dengan peringkat Ba3 atau lebih rendah, sementara S&P mengkategorikan pinjaman dengan leverage sebagai utang dengan peringkat BB- atau lebih rendah.

Kesimpulan

Pinjaman dengan leverage diberikan kepada perusahaan atau individu yang memiliki utang dalam jumlah besar atau riwayat kredit yang buruk. Pemberi pinjaman menganggap pinjaman dengan leverage memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi, dan akibatnya, menjadikannya lebih mahal bagi peminjam dengan suku bunga yang lebih tinggi daripada pinjaman pada umumnya, yang mencerminkan peningkatan risiko yang terlibat dalam penerbitan pinjaman. Tidak ada aturan baku untuk mendefinisikan pinjaman dengan leverage. Beberapa pelaku pasar mendasarkannya pada spread, menghitung suku bunga mengambang berdasarkan tolok ukur yang disebut SOFR, di samping margin dasar atau ARM.

Signal Forex Akurat
Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

Baca Juga