Harga emas naik tipis ke sekitar level $3330 per troy ons, setelah sempat mencatatkan penurunan selama dua hari berturut-turut. Kenaikan ini terjadi pasca Amerika Serikat merilis data inflasi terbarunya dan adanya perkembangan terbaru seputar kebijakan perdagangan AS.
Data Consumer Price Index (CPI) AS bulan Juni mencatatkan kenaikan tertinggi dalam kurun lima bulan terakhir, yang mengindikasikan bahwa tarif impor mulai memberikan tekanan terhadap inflasi. Terlepas dari kondisi tersebut, Presiden AS Donald Trump kembali menyerukan penurunan suku bunga, namun sejumlah pejabat Federal Reserve memilih untuk bersikap hati-hati dengan alasan masih tingginya risiko inflasi.
Fokus para investor kini beralih ke rilis data Producer Price Index (PPI) untuk mendapatkan gambaran lebih lanjut mengenai tren inflasi di tingkat produsen.
Di sisi lain, kekhawatiran soal kebijakan perdagangan AS masih tetap tinggi pasca Trump mengumumkan tarif sebesar 19% terhadap produk impor dari Indonesia, serta mengindikasikan akan segera mengirimkan pemberitahuan tarif tambahan kepada negara-negara kecil lainnya. Sebelumnya, Trump juga sempat mengancam akan memberlakukan tarif sebesar 30% terhadap produk impor dari Meksiko dan Uni Eropa mulai 1 Agustus, meski kemudian membuka peluang untuk melakukan negosiasi.
Sementara itu, World Gold Council melaporkan jumlah pembelian bersih emas oleh bank sentral global pada bulan Mei mencapai 20 ton. Kazakhstan, Turki, Polandia, dan Singapura tercatat sebagai negara pembeli terbesar. China pun melanjutkan tren pembeliannya pada bulan Juni, dengan total akumulasi pembelian sejak November mencapai 34.2 ton.