Harga emas menyentuh level $4.230 per troy ons, yang merupakan rekor tertingginya yang baru, menyusul masih tingginya permintaan aset safe haven dan menguatnya ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed.
Kenaikan harga emas ini terjadi setelah Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyampaikan pandangan bahwa pasar tenaga kerja AS mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Pernyataan tersebut kian memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin pada pertemuannya bulan ini dan bulan Desember.
Sementara itu, dari sisi perdagangan global, para pejabat AS mengecam kebijakan Tiongkok yang memperketat ekspor logam tanah jarang. AS menilai langkah tersebut dapat mengganggu rantai pasok global dan membuka kemungkinan langkah balasan dari AS.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan pemerintah AS dapat mempertimbangkan untuk menerapkan kebijakan pembatasan ekspor atau tarif terhadap impor minyak Rusia dari Tiongkok, asalkan langkah itu dilakukan secara terkoordinasi dengan mitra AS di Eropa.
Di sisi lain, penutupan pemerintahan AS yang berkepanjangan masih menimbulkan kekhawatiran atas prospek ekonomi AS dan menambah gejolak di pasar keuangan.
