Harga emas mengawali perdagangan tahun ini dengan naik ke atas level $2630 per troy ons, setelah sempat naik sekitar 27% sepanjang perdagangan tahun lalu – kenaikan tertinggi sejak tahun 2010. Kenaikan ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk pelonggaran kebijakan moneter AS, meningkatnya tensi geopolitik, dan adanya aksi beli yang dilakukan oleh bank sentral.
Para investor saat ini tengah memantau perkembangan terbaru yang berpotensi mempengaruhi kebijakan moneter Federal Reserve pada tahun 2025. Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya mengindikasikan akan bersikap lebih hati-hati dalam menurunkan suku bunga dengan alasan masih tingginya risiko inflasi.
Meningkatkan ketidakpastian, para investor terus mencermati kebijakan ekonomi pemerintahan Trump yang akan datang, serta upaya China untuk merangsang pemulihan ekonomi. Kedua faktor tersebut dapat meningkatkan volatilitas di pasar keuangan, sekaligus berpotensi mempengaruhi harga emas dalam beberapa bulan ke depan.
Di tempat terpisah, World Gold Council (WGC) memperkirakan bank sentral utama akan terus membeli emas hingga 12 bulan ke depan. Tren ini kemungkinan akan memberikan sentimen positif untuk emas, sekaligus memperkuat perannya sebagai aset safe haven di masa-masa yang tidak menentu.
