Harga minyak mentah WTI diperdagangkan di sekitar level $81.5 per barel setelah meningkatnya tensi konflik di Eropa Timur dan Timur Tengah kembali meningkatkan kekhawatiran tentang pasokan.
Di Rusia, sebuah serangan pesawat tak berawak yang dilancarkan oleh Ukraina membuat sebuah terminal minyak terbakar. Di Israel, salah seorang pejabat tinggi Israel memperingatkan akan terjadinya “perang habis-habisan” dengan kelompok Hizbullah di Lebanon.
Harga minyak juga ditopang oleh positifnya prospek permintaan minyak, terlebih setelah OPEC, IEA, dan EIA memprediksi pertumbuhan permintaan minyak pada paruh kedua tahun ini akan tinggi.
Tidak hanya itu, anggota OPEC+ seperti Rusia dan Irak juga kembali menegaskan tentang kepatuhannya atas kuota produksi, sedangkan Arab Saudi mengindikasikan siap untuk menyesuaikan produksinya sebagai respon atas kondisi pasar.
Sementara itu, sebuah data mengungkapkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 2.264 juta barel pada pekan lalu, atau bertentangan dengan perkiraan yakni turun 2,2 juta barel.
