Harga minyak mentah WTI berhasil rebound ke sekitar level $74 per barel di tengah terus memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah.
Tensi konflik di Timur Tengah kian memanas setelah Israel dilaporkan tengah bersiap untuk menghadapi ancaman pembalasan dari Iran, terutama pasca tewasnya seorang komandan Hizbullah di Lebanon dan pemimpin Hamas di Iran baru-baru ini.
Harga minyak mentah juga ditopang oleh terhentinya produksi minyak di salah satu ladang minyak terbesar di Libya, Sharara, akibat adanya aksi protes anti-pemerintah dan masalah keamanan.
Sementara itu, adanya kekhawatiran resesi di AS terus membayangi harga minyak, terlebih pasca data ketenagakerjaan dan ISM Manufacturing PMI AS membukukan hasil yang mengecewakan.
Kendati demikian, kekhawatiran sedikit mereda setelah data ISM Non-Manufacturing PMI AS membukukan hasil yang positif.