Yen Jepang berhasil menguat ke sekitar level 148 per Dolar AS setelah data inflasi terbaru Jepang mencatatkan penurunan tipis namun masih tetap tinggi.
Menurut data terbaru, tingkat inflasi Jepang turun menjadi 3.3% dari 3.5% pada bulan sebelumnya. Meskipun melandai, angka ini masih berada di atas target yang ditetapkan oleh Bank of Japan (BoJ) yaitu 2%. Alhasil, kondisi ini kembali memicu spekulasi bahwa BoJ kemungkinan akan menaikkan suku bunganya lebih lanjut.
Di sisi lain, sebuah data yang dirilis pada Rabu (16/07) kemarin mengungkapkan bahwa surplus perdagangan Jepang mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi akibat turunnya ekspor, sementara impor justru mengalami kenaikan tipis. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran atas prospek ekonomi Jepang, terutama di tengah memanasnya hubungan perdagangan antara AS dan Jepang.
Turut membebani Yen, produk ekspor Jepang berpotensi dikenakan tarif sebesar 25% oleh Amerika Serikat, yang akan mulai berlaku pada 1 Agustus.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan tekanan ekonomi global, Jepang saat ini tengah bersiap untuk menggelar pemilihan anggota Majelis Tinggi (Upper House) pada 20 Juli mendatang.
