Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) turun mendekati level $74 per barel, namun masih berpotensi mencatatkan kenaikan mingguan ketiga secara berturut-turut. Penurunan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang dikhawatirkan akan mengganggu pasokan minyak dari wilayah tersebut.
Israel dan Iran terus saling melancarkan serangan. Israel dilaporkan telah memerintahkan pasukannya untuk melancarkan serangan yang lebih intens terhadap Iran, terlebih pasca sebuah rudal menghantam rumah sakit besar di Israel.
Sementara itu, perhatian dunia tertuju ke Gedung Putih, di mana Presiden AS Donald Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan opsi untuk melancarkan serangan militer langsung ke Iran. Keputusan final terkait hal tersebut diperkirakan akan diambil dalam dua minggu ke depan.
Meski risiko geopolitik meningkat, sebuah laporan mengungkapkan bahwa Iran masih terus mengekspor minyak mentahnya. Sepanjang minggu ini, Iran telah mengekspor minyak sekitar 2.2 juta barel per hari – angka tertinggi dalam kurun lima pekan terakhir.
Di sisi lain, harga minyak juga ditopang oleh persediaan minyak mentah AS yang dilaporkan turun lebih besar dari perkiraan. Tidak hanya itu, penurunan tersebut juga menjadi penurunan mingguan terbesar dalam kurun setahun terakhir.
