BerandaIstilahActivity-Based Budgeting (ABB)

Activity-Based Budgeting (ABB)

Apa itu Activity-Based Budgeting (ABB)?

Activity-based budgeting (ABB) atau penganggaran berbasis aktivitas adalah sistem yang mencatat, meneliti, dan menganalisis aktivitas yang menimbulkan biaya bagi perusahaan. Setiap aktivitas dalam organisasi yang menimbulkan biaya diteliti untuk mencari cara-cara potensial untuk menciptakan efisiensi. Budget kemudian dikembangkan berdasarkan hasil tersebut.

Activity-based budgeting (ABB) lebih ketat daripada proses budgeting tradisional, yang cenderung hanya menyesuaikan budget sebelumnya untuk memperhitungkan inflasi atau perkembangan bisnis.

Bagaimana Cara Kerja Activity-Based Budgeting (ABB) 

Menjaga biaya seminimal mungkin adalah bagian penting dari manajemen bisnis. Jika dilakukan secara efektif dan tidak berlebihan, perusahaan seharusnya dapat mempertahankan dan terus meningkatkan pendapatan mereka, sambil memeras keuntungan yang lebih tinggi.

Menggunakan activity-based budgeting (ABB) dapat membantu perusahaan mengurangi tingkat aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan penjualan. Menghilangkan biaya yang tidak perlu akan meningkatkan profitabilitas. 

Proses activity-based budgeting (ABB) dibagi menjadi tiga langkah. 

  1. Identifikasi aktivitas yang relevan. Pemicu biaya ini adalah item-item yang bertanggung jawab atas timbulnya pendapatan atau biaya bagi perusahaan.
  2. Tentukan jumlah unit yang terkait dengan setiap aktivitas. Jumlah ini adalah dasar untuk perhitungan. 
  3. Menggambarkan biaya per unit aktivitas dan mengalikan hasil tersebut dengan tingkat aktivitas. 

Activity-Based Budgeting (ABB) Vs. Traditional Budgeting 

Activity-based budgeting (ABB) adalah praktik budgeting alternatif. Metode tradisional lebih sederhana, menyesuaikan budget periode sebelumnya untuk memperhitungkan inflasi atau pertumbuhan pendapatan. Ketimbang menggunakan anggaran masa lalu untuk menghitung berapa banyak yang akan dibelanjakan perusahaan pada tahun berjalan, activity-based budgeting (ABB) menggali lebih dalam. 

Activity-based budgeting (ABB) tidak diperlukan untuk semua perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan mapan yang mengalami sedikit perubahan biasanya menemukan bahwa menerapkan tarif tetap pada data dari tahun sebelumnya untuk mencerminkan pertumbuhan bisnis dan inflasi sudah cukup. 

Sebaliknya, perusahaan yang lebih baru yang tidak memiliki akses ke informasi budgeting historis tidak dapat mempertimbangkan hal ini sebagai pilihan. Activity-based budgeting (ABB) juga kemungkinan besar diterapkan oleh perusahaan yang mengalami perubahan material, seperti perusahaan yang memiliki anak perusahaan baru, pelanggan yang signifikan, lokasi bisnis, atau produk. Dalam kasus-kasus seperti ini, informasi historis mungkin tidak lagi menjadi dasar yang berguna untuk budgeting di masa depan.

Contoh Activity-Based Budgeting

Perusahaan A mengantisipasi menerima 50.000 pesanan penjualan di tahun mendatang, dengan setiap pesanan membutuhkan biaya pemrosesan sebesar $2. Oleh karena itu, activity-based budget (ABB) untuk biaya yang berkaitan dengan pemrosesan pesanan penjualan di tahun mendatang adalah $100.000 ($50.000 * $2). 

Angka ini dapat dibandingkan dengan pendekatan tradisional dalam budgeting. Jika anggaran tahun lalu meminta biaya pemrosesan pesanan penjualan sebesar $80.000 dan penjualan diharapkan tumbuh 10%, hanya $88.000 ($80.000 + ($80.000 * 10%)) yang dianggarkan. 

Kelebihan dan Kekurangan Activity-Based Budgeting

Sistem activity-based budgeting (ABB) memungkinkan kontrol yang lebih besar atas proses budgeting. Perencanaan pendapatan dan pengeluaran terjadi pada tingkat yang tepat yang memberikan rincian yang berguna mengenai proyeksi. ABB memungkinkan manajemen untuk memiliki kontrol yang lebih besar terhadap proses budgeting dan menyelaraskan budget dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Sayangnya, manfaat ini harus dibayar mahal. Activity-based budgeting (ABB) lebih mahal untuk diimplementasikan dan dipelihara daripada teknik traditional budgeting dan juga lebih memakan waktu. Selain itu, sistem ABB membutuhkan asumsi dan wawasan tambahan dari manajemen, yang terkadang dapat mengakibatkan potensi ketidakakuratan budgeting.

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terbaru