Dirty Price adalah kutipan harga obligasi, yang mengacu pada biaya obligasi yang mencakup bunga yang masih harus dibayar berdasarkan tingkat kupon. Penawaran harga obligasi antara tanggal pembayaran kupon mencerminkan bunga yang masih harus dibayar hingga hari penawaran harga. Singkatnya, harga obligasi kotor sudah termasuk bunga yang masih harus dibayar sedangkan harga bersih tidak.
Memahami Dirty Price
Bunga yang masih harus dibayar diperoleh ketika obligasi kupon berada di antara tanggal pembayaran kupon. Saat tanggal pembayaran kupon berikutnya semakin dekat, bunga yang masih harus dibayar meningkat setiap hari hingga pembayaran kupon. Pada hari pembayaran kupon, harga bersih dan Dirty Price adalah sama karena tidak ada bunga yang masih harus dibayar hingga hari pasar berikutnya. Dirty Price terkadang disebut harga plus yang masih harus dibayar. Di Amerika, harga bersih lebih sering dikutip, sedangkan di Eropa, Dirty Price menjadi standarnya.
Dirty Price memungkinkan penjual menghitung harga sebenarnya suatu obligasi karena obligasi tersebut mungkin memperoleh bunga dari tanggal pembayaran kupon sebelumnya. Jadi, tanggal penjualan akan mencerminkan harga bersih ditambah bunga yang masih harus dibayar, dihitung setiap hari. Akibatnya, harga sebenarnya yang dibayarkan pembeli untuk obligasi tersebut lebih tinggi daripada harga yang dikutip di situs web keuangan karena harga tersebut memperhitungkan bunga yang masih harus dibayar dan komisi broker.
Accrued Interest /Bunga yang Masih Harus Dibayar
Bunga meningkat pada tingkat yang tetap pada obligasi dan perhitungan jumlah yang diperoleh terjadi setiap hari. Akibatnya, Dirty Price akan berubah setiap hari hingga tanggal pembayaran, atau pembayaran kupon. Setelah pembayaran selesai, dan bunga yang masih harus dibayar diatur ulang ke nol, Dirty Price dan harga bersih menjadi sama.
Dalam kasus obligasi yang menawarkan pembayaran tengah tahunan, Dirty Pricenya akan naik sedikit lebih tinggi setiap hari selama enam bulan. Setelah tanda enam bulan tiba, dan pembayaran kupon dilakukan, bunga yang masih harus dibayar diatur ulang ke nol untuk memulai siklus lagi. Proses kotor-ke-bersih berlanjut hingga obligasi mencapai jatuh tempo.
Dirty Vs. Clean Pricing (Penetapan Harga Bersih)
Dirty Price biasanya dikutip antara pialang dan investor, namun harga bersih atau harga tanpa bunga biasanya dianggap sebagai harga yang dipublikasikan. Harga bersih kemungkinan besar akan dicatat di surat kabar atau sumber keuangan yang melakukan pelacakan harga. Meskipun Dirty Price termasuk bunga yang masih harus dibayar, harga bersih sering kali dianggap sebagai nilai obligasi di pasar saat ini.
Contoh Dirty Price di Dunia Nyata
Sebagai contoh, katakanlah Apple Inc. menerbitkan obligasi dengan nilai nominal $1.000 sedangkan $960 adalah harga publikasi. Obligasi tersebut membayar tingkat bunga—tingkat kupon—sebesar 4% per tahun, dan pembayaran ini dilakukan setiap semester. Hasilnya, investor akan menerima $20 setiap enam bulan karena memegang obligasi tersebut.
Harga $960 adalah harga publikasi atau harga bersih. Namun, investor yang ingin membeli obligasi tersebut akan menerima penawaran dari broker yang mencakup $960 ditambah bunga yang masih harus dibayar. Broker akan menghitung bunga per diem harian yang telah terakumulasi. Anggap saja tidak ada komisi broker. Bergantung pada hari investor melakukan pembelian, bunga yang masih harus dibayar akan bervariasi.
Jadi, jika investor membeli obligasi sehari sebelum pembayaran kupon pertama sebesar $20, maka ia menghasilkan bunga yang masih harus dibayar sebesar $19 hingga tanggal tersebut. Harga obligasi investor adalah $979, atau $960 ditambah bunga yang masih harus dibayar sebesar $19.