Financial Modeling adalah proses membuat ringkasan pengeluaran dan pendapatan perusahaan dalam bentuk spreadsheet yang dapat digunakan untuk menghitung dampak peristiwa atau keputusan di masa depan. Model keuangan memiliki banyak kegunaan bagi para eksekutif perusahaan. Analis keuangan paling sering menggunakannya untuk menganalisis dan mengantisipasi bagaimana kinerja saham perusahaan mungkin dipengaruhi oleh kejadian di masa depan atau keputusan eksekutif.
Memahami Financial Modeling
Financial Modeling merupakan representasi jumlah operasi perusahaan di masa lalu, sekarang, dan perkiraan masa depan. Model seperti ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai alat pengambilan keputusan. Eksekutif perusahaan mungkin menggunakannya untuk memperkirakan biaya dan memproyeksikan keuntungan dari proyek baru yang diusulkan. Analis keuangan menggunakannya untuk menjelaskan atau mengantisipasi dampak peristiwa terhadap saham perusahaan, mulai dari faktor internal seperti perubahan strategi atau model bisnis hingga faktor eksternal seperti perubahan kebijakan atau peraturan ekonomi.
Model keuangan digunakan untuk memperkirakan penilaian suatu bisnis atau untuk membandingkan bisnis dengan perusahaan sejenis di industri. Mereka juga digunakan dalam perencanaan strategis untuk menguji berbagai skenario, menghitung biaya proyek baru, memutuskan anggaran, dan mengalokasikan sumber daya perusahaan.
Contoh model keuangan dapat mencakup analisis arus kas yang didiskontokan, analisis sensitivitas, atau penilaian mendalam.
Contoh Financial Modeling
Model keuangan terbaik memberikan pengguna serangkaian asumsi dasar. Misalnya, satu item baris yang biasanya diperkirakan adalah pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan penjualan dicatat sebagai kenaikan (atau penurunan) penjualan kotor pada triwulan terakhir dibandingkan triwulan sebelumnya. Ini adalah dua input yang dibutuhkan model keuangan untuk menghitung pertumbuhan penjualan.
Pemodel keuangan membuat satu sel untuk penjualan tahun sebelumnya, sel A, dan satu sel untuk penjualan tahun ini, sel B. Sel ketiga, sel C, digunakan untuk rumus yang membagi selisih antara sel A dan B dengan sel A. Ini adalah rumus pertumbuhan. Sel C, rumusnya, dikodekan secara permanen ke dalam model. Sel A dan B merupakan sel masukan yang dapat diubah oleh pengguna. Dalam hal ini, tujuan model adalah untuk memperkirakan pertumbuhan penjualan jika tindakan tertentu diambil atau suatu peristiwa yang mungkin terjadi. Tentu saja, ini hanyalah salah satu contoh Financial Modeling dunia nyata. Pada akhirnya, seorang analis saham tertarik pada potensi pertumbuhan. Faktor apa pun yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi pertumbuhan tersebut dapat dimodelkan. Selain itu, perbandingan antar perusahaan juga penting dalam menyimpulkan pembelian saham. Berbagai model membantu investor memutuskan di antara berbagai pesaing dalam suatu industri.
Kesimpulan
Financial Modeling adalah serangkaian teknik numerik yang digunakan untuk meramalkan pertumbuhan masa depan perusahaan. Berdasarkan informasi dalam laporan laba rugi, neraca, dan perkiraan kondisi ekonomi masa depan perusahaan, analis dapat membuat proyeksi canggih mengenai kinerja investasi di masa depan.