BerandaIstilahInvestment Center

Investment Center

Apa itu Investment Center?

Pusat investasi (Investment Center) adalah unit bisnis dalam suatu perusahaan yang dapat memanfaatkan modal untuk berkontribusi secara langsung terhadap profitabilitas perusahaan. Anda dapat membandingkan dan membedakan beberapa kesamaan seperti istilah “pusat laba” (profit center) atau “pusat biaya” (cost center).

Perusahaan mengevaluasi kinerja sebuah Investment Center berdasarkan pendapatan yang dihasilkan melalui investasi dalam aset modal dibandingkan dengan total pengeluaran.

Investment Center terkadang disebut sebagai divisi investasi (investment division).

Memahami Investment Center

Berbagai unit departemen dalam suatu perusahaan dikategorikan sebagai unit yang menghasilkan keuntungan atau menanggung biaya. Departemen organisasi diklasifikasikan menjadi tiga unit yang berbeda: cost center, profit center, dan Investment Center. Cost center berfokus pada meminimalkan biaya dan dinilai berdasarkan seberapa besar pengeluaran yang dikeluarkannya.

Contoh departemen yang termasuk dalam cost center adalah departemen sumber daya manusia dan departemen pemasaran. Profit center dievaluasi berdasarkan jumlah keuntungan yang dihasilkan dan berupaya meningkatkan keuntungan dengan meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya. Unit yang termasuk dalam profit center meliputi departemen manufaktur dan penjualan. Selain departemen, profit center dan cost center dapat berupa divisi, proyek, tim, perusahaan anak, lini produksi, atau mesin.

Investment Center adalah unit yang bertanggung jawab atas pendapatan, pengeluaran, dan asetnya sendiri serta mengelola laporan keuangannya sendiri, yang biasanya berupa neraca dan laporan laba rugi. Karena biaya, pendapatan, dan aset harus diidentifikasi secara terpisah, Investment Center biasanya berupa perusahaan anak atau divisi.

Investment Center dapat diklasifikasikan sebagai perluasan dari profit center di mana pendapatan dan pengeluaran diukur. Namun, hanya dalam Investment Center aset yang digunakan juga diukur dan dibandingkan dengan keuntungan yang dihasilkan.

Investment Center vs. Profit Center

Alih-alih melihat seberapa besar keuntungan atau pengeluaran suatu unit seperti pada pusat laba (profit center) perusahaan, Investment Center berfokus pada menghasilkan pengembalian (return) dari aset tetap atau modal kerja yang diinvestasikan secara khusus di Investment Center tersebut.

Berbeda dengan pusat laba, Investment Center dapat berinvestasi dalam aktivitas dan aset yang tidak selalu terkait dengan operasi perusahaan. Ini bisa berupa investasi atau akuisisi perusahaan lain yang memungkinkan diversifikasi risiko perusahaan. Tren baru adalah munculnya lengan ventura di dalam perusahaan-perusahaan mapan untuk memungkinkan investasi dalam tren masa depan melalui pembelian saham di startup.

Secara lebih sederhana, kinerja suatu departemen dianalisis dengan mengkaji aset dan sumber daya yang diberikan kepada departemen tersebut serta seberapa baik departemen itu menggunakan aset tersebut untuk menghasilkan pendapatan dibandingkan dengan pengeluarannya secara keseluruhan. Dengan fokus pada pengembalian modal, filosofi Investment Center memberikan gambaran yang lebih akurat tentang seberapa besar kontribusi suatu divisi terhadap kesejahteraan ekonomi perusahaan.

Dengan menggunakan pendekatan ini untuk mengukur kinerja departemen, manajer memiliki wawasan apakah harus menambah modal untuk meningkatkan laba atau menutup departemen yang tidak efisien dalam menggunakan modal yang diinvestasikan. Investment Center yang tidak dapat menghasilkan pengembalian dana yang diinvestasikan melebihi biaya dana tersebut dianggap tidak menguntungkan secara ekonomi.

Investment Center vs. Cost Center

Pusat investasi (Investment Center) berbeda dari pusat biaya (cost center), yang tidak secara langsung berkontribusi pada keuntungan perusahaan dan dievaluasi berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasinya. Selain itu, tidak seperti pusat laba (profit center), Investment Center dapat menggunakan modal untuk membeli aset lainnya.

Karena kompleksitas ini, perusahaan harus menggunakan berbagai metrik, termasuk return on investment (ROI), pendapatan residual (residual income), dan nilai tambah ekonomi (economic value added atau EVA) untuk mengevaluasi kinerja suatu departemen. Sebagai contoh, seorang manajer dapat membandingkan ROI dengan biaya modal untuk mengevaluasi kinerja divisi. Jika ROI adalah 9% dan biaya modal adalah 13%, manajer dapat menyimpulkan bahwa Investment Center mengelola modal atau asetnya dengan buruk.

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

Baca Juga