LIFO Liquidation

LIFO Liquidation terjadi ketika perusahaan menjual persediaan yang paling baru diperoleh terlebih dahulu. Hal ini terjadi ketika perusahaan yang menggunakan metode penghitungan biaya persediaan masuk terakhir, keluar pertama (LIFO) melikuidasi persediaan LIFO yang lama. LIFO Liquidation terjadi ketika penjualan saat ini melebihi pembelian, yang mengakibatkan likuidasi persediaan yang tidak terjual pada periode sebelumnya.

Cara Kerja LIFO Liquidation

Metode LIFO adalah praktik keuangan di mana perusahaan menjual persediaan terbaru yang dibeli terlebih dahulu. LIFO mencocokkan biaya terbaru dengan pendapatan saat ini. Beberapa perusahaan menggunakan metode LIFO selama periode inflasi ketika biaya pembelian persediaan meningkat seiring waktu. Metode LIFO memberikan manfaat pajak karena biaya yang lebih tinggi terkait dengan persediaan baru tampaknya mengimbangi laba, sehingga menghasilkan beban pajak yang lebih rendah.

Contoh LIFO Liquidation

Perusahaan ABC menggunakan metode akuntansi persediaan LIFO untuk toko-toko domestiknya. Perusahaan tersebut membeli 1 juta unit produk setiap tahun selama tiga tahun. Biaya per unit adalah $10 di tahun pertama, $12 di tahun kedua, dan $14 di tahun ketiga, dan ABC menjual setiap unit seharga $50. Perusahaan menjual 500.000 unit produk di masing-masing tiga tahun pertama, sehingga total persediaan menjadi 1,5 juta unit. Dengan asumsi permintaan tetap konstan, perusahaan hanya membeli 500.000 unit di tahun keempat dengan harga $15 per unit.

Meskipun sesuai perkiraan, permintaan konsumen terhadap produk tersebut meningkat; ABC menjual 1.000.000 unit di tahun keempat. Dengan metode LIFO, 500.000 unit dari tahun keempat dilikuidasi, menghasilkan pendapatan sebesar $25 juta, HPP sebesar $7,5 juta, dan laba kotor sebesar $17,5 juta; dan 500.000 unit dari tahun ketiga dilikuidasi, menghasilkan pendapatan sebesar $25 juta, HPP sebesar $7 juta, dan laba kotor sebesar $18 juta.