Harga minyak mentah WTI diperdagangkan di sekitar level $68 per barel setelah EIA merevisi naik proyeksi produksi minyak global di tengah suramnya prospek permintaan.
Menurut EIA, produksi minyak global pada tahun 2024 akan mencapai 102.6 juta barel per hari, dan 104.7 juta barel per hari pada tahun 2025. Laporan tersebut dirilis beberapa waktu setelah OPEC merevisi turun proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dengan alasan melemahnya permintaan minyak dari China.
Dari sisi geopolitik, sejumlah media melaporkan bahwa Lebanon tengah menunggu proposal gencatan senjata terbaru dari AS. Meskipun demikian, terus berlanjutnya serangan udara yang dilancarkan oleh Israel ke Beirut Selatan sedikit menimbulkan keraguan atas potensi terwujudnya gencatan senjata.
Harga minyak juga sejauh ini tertekan oleh terus menguatnya mata uang Dolar AS, sehingga membuat komoditas yang dihargai dalam Dolar AS menjadi lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lainnya.
Meskipun demikian, harga minyak juga ditopang oleh data API yang mengungkapkan bahwa persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu turun 0.8 juta barel, atau bertentangan dengan ekspektasi naik 1 juta barel.