BerandaIstilahAsset Turnover Ratio

Asset Turnover Ratio

Asset Turnover Ratio mengukur nilai penjualan atau pendapatan perusahaan relatif terhadap nilai asetnya. Asset Turnover Ratio dapat digunakan sebagai indikator efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Semakin tinggi Asset Turnover Ratio, semakin efisien sebuah perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari asetnya. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki Asset Turnover Ratio yang rendah, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut tidak efisien dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan.

Rumus dan Perhitungan Asset Turnover Ratio

Di bawah ini adalah langkah-langkah serta rumus untuk menghitung Asset Turnover Ratio.

Asset Turnover Ratio menggunakan nilai aset perusahaan sebagai penyebut dalam rumus. Untuk menentukan nilai aset perusahaan, nilai rata-rata aset pada tahun tersebut perlu dihitung terlebih dahulu.

  1. Cari nilai aset perusahaan di neraca pada awal tahun.
  2. Cari saldo akhir atau nilai aset perusahaan pada akhir tahun.
  3. Tambahkan nilai aset awal ke nilai akhir dan bagi jumlahnya dengan dua, yang akan memberikan nilai rata-rata aset untuk tahun tersebut.
  4. Cari total penjualan-ini bisa dicantumkan sebagai pendapatan-pada laporan laba rugi.
  5. Bagilah total penjualan atau pendapatan dengan nilai rata-rata aset untuk tahun tersebut.

Apa yang Dapat Diceritakan oleh Asset Turnover Ratio

Biasanya, Asset Turnover Ratio dihitung secara tahunan. Semakin tinggi Asset Turnover Ratio, semakin baik kinerja perusahaan, karena rasio yang lebih tinggi menyiratkan bahwa perusahaan menghasilkan lebih banyak pendapatan per dolar aset. Asset Turnover Ratio cenderung lebih tinggi untuk perusahaan-perusahaan di sektor-sektor tertentu dibandingkan sektor-sektor lainnya. Perusahaan ritel dan konsumen, misalnya, memiliki basis aset yang relatif kecil namun memiliki volume penjualan yang tinggi-sehingga memiliki Asset Turnover Ratio rata-rata tertinggi. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan di sektor-sektor seperti utilitas dan real estat memiliki basis aset yang besar dan perputaran aset yang rendah. Karena rasio ini dapat sangat bervariasi dari satu industri ke industri lainnya, membandingkan Asset Turnover Ratio perusahaan ritel dan perusahaan telekomunikasi tidak akan terlalu produktif. Perbandingan hanya akan berarti jika dibuat untuk perusahaan yang berbeda dalam sektor yang sama.

Contoh Cara Menggunakan Asset Turnover Ratio

Mari kita hitung Asset Turnover Ratio untuk empat perusahaan di sektor ritel dan utilitas telekomunikasi untuk tahun fiskal 2020 – Walmart Inc (WMT), Target Corporation (TGT), AT & T Inc (T), dan Verizon Communications Inc (VZ)

AT&T dan Verizon memiliki Asset Turnover Ratio kurang dari satu, yang umum terjadi pada perusahaan-perusahaan di sektor utilitas telekomunikasi. Karena perusahaan-perusahaan ini memiliki basis aset yang besar, diharapkan mereka akan secara perlahan-lahan membalikkan aset mereka melalui penjualan. Jelas, tidak masuk akal untuk membandingkan Asset Turnover Ratio untuk Walmart dan AT&T, karena mereka beroperasi di industri yang sangat berbeda. Tetapi membandingkan Asset Turnover Ratio relatif untuk AT&T dibandingkan dengan Verizon dapat memberikan estimasi yang lebih baik tentang perusahaan mana yang menggunakan aset lebih efisien dalam industri tersebut. Dari tabel tersebut, Verizon membalikkan asetnya pada tingkat yang lebih cepat daripada AT&T. Untuk setiap dolar aset, Walmart menghasilkan penjualan sebesar $2,30, sementara Target menghasilkan $2,00. Perputaran Target dapat mengindikasikan bahwa perusahaan ritel ini mengalami penjualan yang lesu atau memiliki persediaan yang sudah usang. Selain itu, perputarannya yang rendah juga bisa berarti bahwa perusahaan memiliki metode penagihan yang lemah. Periode penagihan perusahaan mungkin terlalu lama, sehingga menyebabkan piutang yang lebih tinggi. Target, Inc. juga bisa jadi tidak menggunakan asetnya secara efisien: aset tetap seperti properti atau peralatan bisa jadi menganggur atau tidak digunakan secara maksimal.

Menggunakan Asset Turnover Ratio Dengan Analisis DuPont

Asset Turnover Ratio adalah komponen kunci dari analisis DuPont, sebuah sistem yang mulai digunakan oleh Perusahaan DuPont pada tahun 1920-an untuk mengevaluasi kinerja di seluruh divisi perusahaan. Langkah pertama dari analisis DuPont memecah laba atas ekuitas (ROE) menjadi tiga komponen, salah satunya adalah perputaran aset, dua komponen lainnya adalah marjin laba, dan leverage keuangan. Langkah pertama analisis DuPont dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Terkadang, investor dan analis lebih tertarik untuk mengukur seberapa cepat perusahaan mengubah aset tetap atau aset lancar menjadi penjualan. Dalam kasus ini, analis dapat menggunakan rasio tertentu, seperti Asset Turnover Ratio tetap atau rasio modal kerja untuk menghitung efisiensi kelas aset ini. Rasio modal kerja mengukur seberapa baik perusahaan menggunakan pembiayaan dari modal kerja untuk menghasilkan penjualan atau pendapatan.

Perbedaan Antara Perputaran Aset dan Perputaran Aset Tetap

Sementara Asset Turnover Ratio mempertimbangkan total aset rata-rata dalam penyebut, Asset Turnover Ratio tetap hanya melihat aset tetap. Asset Turnover Ratio tetap (fixed asset turnover ratio/FAT), secara umum, digunakan oleh para analis untuk mengukur kinerja operasi. Rasio efisiensi ini membandingkan penjualan bersih (laporan laba rugi) dengan aset tetap (neraca) dan mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersih dari investasi aset tetapnya, yaitu properti, pabrik, dan peralatan (PP&E). Saldo aset tetap adalah jumlah yang digunakan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan adalah alokasi biaya perolehan aset tetap yang disebarkan – atau dibebankan – setiap tahun selama masa manfaat aset tersebut. Biasanya, Asset Turnover Ratio tetap yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan telah lebih efektif memanfaatkan investasinya dalam aset tetap untuk menghasilkan pendapatan.

Keterbatasan Penggunaan Asset Turnover Ratio

Meskipun Asset Turnover Ratio sebaiknya digunakan untuk membandingkan saham-saham yang serupa, metrik ini tidak menyediakan semua detail yang akan berguna untuk analisis saham. Ada kemungkinan Asset Turnover Ratio perusahaan dalam satu tahun berbeda secara substansial dari tahun-tahun sebelumnya atau berikutnya. Investor harus meninjau tren Asset Turnover Ratio dari waktu ke waktu untuk menentukan apakah penggunaan aset membaik atau memburuk. Asset Turnover Ratio dapat mengalami penurunan secara artifisial ketika perusahaan melakukan pembelian aset dalam jumlah besar untuk mengantisipasi pertumbuhan yang lebih tinggi. Demikian juga, menjual aset untuk mengantisipasi pertumbuhan yang menurun akan meningkatkan rasio secara artifisial. Selain itu, banyak faktor lain (seperti musim) yang dapat memengaruhi Asset Turnover Ratio perusahaan selama periode yang lebih pendek dari satu tahun.

Kesimpulan

Asset Turnover Ratio adalah metrik yang membandingkan pendapatan dengan aset. Asset Turnover Ratio yang tinggi menunjukkan perusahaan yang sangat efektif dalam mengekstraksi tingkat pendapatan yang tinggi dari jumlah aset yang relatif rendah. Seperti metrik bisnis lainnya, Asset Turnover Ratio paling efektif jika digunakan untuk membandingkan perusahaan yang berbeda dalam industri yang sama.

  • Tags
  • A
Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERBARU