Intrapreneurship merujuk pada sistem dalam perusahaan atau organisasi yang memungkinkan karyawan bertindak seperti wirausahawan. Intrapreneur adalah individu yang termotivasi, proaktif, dan berorientasi pada tindakan yang mengambil inisiatif untuk mengembangkan produk atau layanan yang inovatif.
Tidak seperti wirausahawan, intrapreneur beroperasi dalam jaring pengaman perusahaan, menyerap segala kegagalan atau kerugian. Dukungan ini mendorong kreativitas dan pengambilan risiko, yang memungkinkan intrapreneur untuk berinovasi tanpa takut kehilangan finansial pribadi. Dengan memanfaatkan kreativitas dan kecerdikan mereka, intrapreneur dapat mendorong inovasi yang signifikan dan mengubah tempat kerja mereka, mirip dengan wirausahawan.
Perusahaan dapat memanfaatkan semangat kewirausahaan karyawan mereka dengan menumbuhkan intrapreneurship, yang mengarah pada inovasi, ketangkasan, dan keunggulan kompetitif yang lebih besar.
Memahami Intrapreneurship
Intrapreneurship menciptakan lingkungan kewirausahaan dengan memungkinkan karyawan menerapkan keterampilan kewirausahaan mereka untuk memberi manfaat bagi perusahaan dan diri mereka sendiri. Ini memberi karyawan kebebasan untuk bereksperimen dan potensi untuk tumbuh dalam organisasi.
Intrapreneurship bertujuan untuk menumbuhkan otonomi dan kemandirian saat karyawan mencari solusi terbaik. Misalnya, seorang intrapreneur mungkin ditugaskan untuk meneliti dan merekomendasikan alur kerja yang lebih efisien untuk merek perusahaan dalam kelompok sasaran atau menerapkan inisiatif untuk meningkatkan budaya perusahaan.
Pengusaha harus mengakui dan mempromosikan intrapreneur, karena kegagalan untuk melakukannya dapat merusak keberhasilan perusahaan. Mendorong intrapreneurship mengarah pada pertumbuhan departemen dan keseluruhan, yang didorong oleh inovasi dan peningkatan. Di sisi lain, perusahaan yang tidak mendukung intrapreneur berisiko kehilangan mereka ke pesaing atau membuat mereka memulai bisnis mereka sendiri.
Contoh intrapreneurship yang sukses termasuk catatan Post-it, Gmail dari “waktu 20%” Google, dan tombol “suka” Facebook, yang dikembangkan selama hackathon.
Intrapreneur menggunakan sumber daya perusahaan yang ada dan tidak membangun dari awal atau mempertaruhkan uang mereka sendiri tetapi tetap menciptakan produk atau solusi yang inovatif.
Pertimbangan Khusus
Intrapreneurship adalah langkah berharga menuju kewirausahaan. Dengan bekerja sebagai tim, intrapreneur dapat menggunakan kreativitas mereka untuk meningkatkan produk dan layanan yang ada di dalam perusahaan tanpa menanggung risiko finansial sebagai pengusaha. Mereka juga dapat menguji teori dan mengidentifikasi metode pemecahan masalah yang paling efektif.
Pengalaman yang diperoleh sebagai intrapreneur pada akhirnya dapat digunakan untuk memulai bisnis mereka sendiri, yang memungkinkan mereka untuk menuai manfaat dari kerja keras dan ide-ide inovatif mereka, daripada membiarkan organisasi lain mengambil untung dari mereka.
Jenis-jenis Intrapreneur
Melibatkan karyawan dari setiap kelompok usia dalam proses pemecahan masalah menghasilkan berbagai solusi dan resolusi yang lebih efisien, yang menguntungkan seluruh organisasi. Sebagian besar generasi milenial secara khusus tertarik pada gaya kerja intrapreneurial, karena mereka menghargai makna, kreativitas, dan otonomi dalam peran mereka. Mereka bersemangat untuk mengembangkan proyek mereka sendiri sambil secara bersamaan berkontribusi pada pertumbuhan perusahaan mereka.
Ciri-ciri Intrapreneur
Intrapreneur mengatasi tantangan tertentu, seperti meningkatkan produktivitas dan memangkas biaya, yang membutuhkan keterampilan tingkat tinggi, termasuk kepemimpinan dan pemikiran inovatif. Mereka mengambil risiko dan mendorong inovasi dalam bisnis untuk meningkatkan barang dan layanannya, serta melayani pasar dengan lebih baik.
Seorang intrapreneur yang sukses merasa nyaman dengan ketidakpastian, terus-menerus menguji ide-ide mereka hingga mencapai hasil yang diinginkan. Mereka dapat menafsirkan tren pasar dan membayangkan bagaimana perusahaan perlu berkembang agar tetap kompetitif. Intrapreneur merupakan bagian integral dari tulang punggung perusahaan, yang berfungsi sebagai kekuatan pendorong yang memetakan masa depan organisasi.
Contoh Intrapreneurship
Ramzi Haidamus, presiden Nokia Technologies, sering dianggap sebagai intrapreneur karena inisiatifnya dengan perusahaan. Dalam waktu tiga bulan setelah memulai pekerjaannya pada tahun 2014, ia menghilangkan kantor-kantor individual. Ia percaya bahwa kantor terbuka menghasilkan lebih banyak berbagi ide dan menambah nilai yang lebih besar bagi organisasi. Haidamus mewawancarai lebih dari 100 insinyur secara individual untuk menentukan teknologi mana yang memiliki peluang terbesar untuk berhasil di pasar saat itu.
Jeff Bezos bertujuan untuk mempercepat pengiriman Amazon, membuat pembelian menjadi mudah bagi pelanggan. Setelah kepala teknisi Charlie Ward menyarankan proses pengiriman yang lebih cepat, Bezos membentuk tim rahasia untuk mengembangkannya. Hanya dalam waktu enam minggu, teknisi utama Amazon menciptakan apa yang kemudian menjadi Amazon Prime, yang awalnya diberi nama kode “Futurama.” Meskipun ada kekhawatiran tentang logistik dan biaya pengiriman gratis selama dua hari, Bezos terus maju, yang menghasilkan program yang merevolusi Amazon dan menetapkan standar baru bagi pengecer.
Kesimpulan
Intrapreneurship mendorong inovasi dengan memungkinkan karyawan bertindak seperti pengusaha dalam suatu perusahaan. Pendekatan ini mendorong kreativitas dan pengambilan risiko tanpa risiko finansial dalam memulai bisnis baru, yang menghasilkan produk, layanan, dan proses baru yang lebih baik. Meskipun intrapreneur mungkin menghadapi otonomi dan pengakuan yang terbatas, manfaat dari peningkatan keterlibatan karyawan dan dorongan terhadap pertumbuhan perusahaan menjadikannya strategi yang berharga.